Beberapa karya terdahulu berbasis motor gede Jepangan atau Inggris seperti Yamaha XS 650, Honda NV atau yang cc agak kecil seperti Binter Merzy, tidak terpengaruh tren Jap’s atau brad style seperti yang banyak dilakoni builder Tanah Air.
“Sebenarnya sih fleksibel. Kebetulan saat berbicang dengan klien, ia mempercayakan selera pribadi saya,” elak Mang Use yang punya bendera U53 Kustom Bike, Bandung ini.
Ia memang tergolong maniak ol skool. Buktinya, saat Deni ‘Hape’ Permana memberikan tantangan merombak GSX 750, Use tetap pada imajinasinya chopper ol skool!
Maklum sudah beberapa kali tampil di MOTOR Plus dengan karya berbeda-beda. Sedikit evaluasi dari karya Mang Use ini. Dia suka banget menggabungkan gaya skandinavian chop dengan New York style.
Rake diusahakan sama dengan standar pabrikan dengan double down tube merapat ke mesin khas gaya Skandinavian. Sepertinya enggak suka pada rake centang di aliran ini. “Sesuai dengan traffic di Bandung yang semakin padat, saya lebih suka mendekatkan desain ini ke aliran New Yorker seperti idola saya, almarhum Indian Larry,” jelas warga Bandung yang berdarah Minang, Sumatera Barat ini.
Menurut Use, rake rapat, ground clearance pendek dan wheelbase yang juga cenderung pendek sangat baik buat estetika motor ini. Bentuk mesin GSX sangat ideal. Cenderung melebar ke kanan dan kiri sehingga membuatnya makin padat.
“Back bone juga enggak menjulang ke atas agar tidak banyak menyisakan ruang kosong di sektor tengah. Center bone juga rapat hingga riding position ridernya juga ideal. Deni enggak perlu lagi banyak memainkan posisi raiser di setang dan tidak susah payah menjangkaunya,” jelas brother yang sepertinya masih single ini.
Bicara detail, motor ini juga asyik disimak. Ciri khas U53 bisa dilihat dari kreativitas merancang setang yang menyerupai setang piston. “Model ini sangat fleksibel. Semua bagian dilengkapi baut untuk menyetel posisi paling nyaman. Buat saya bentukannya menarik dan membuat motor tampil lebih elegan,” jelasnya lagi.
Tangki relatif kecil sengaja dirancang agar mesin GSX tampil mendominasi di sektor depan. “Sangat eye cathing kan? Dengan tangki kecil dan setang unik, karakter motor ini makin terlihat, sebagai kuda besi ridiable yang bikin bangga saat diajak nongkrong,” timpal Deni yang bekerja sebagai special event coordinator dari PT Coca Cola ini.
Lanjut ke belakang, ciri traditional chop makin terasa. Romantika jadul dibuat Use dengan fender struts konvensional lewat variasi bentuk mahkota yang mebuat motor ini menarik tapi enggak menjadikan motor ini rame dan lebay.
”Memang harus hati-hati sekali, kalau terlalu banyak bermain variasi takutnya simplisitasnya malah terganggu dan bisa mengurangi keindahannya,” jelas sang builder lagi.
Pamungkas, Jeff Custom Painting memberikan unsur mewah dengan motif flannel aksentuasi gold. Di soal ini mereka tergolong sukses mewujudkan motor impian untuk Deni.
Congratz! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 100/90–18
Ban belakang: Dunlop 190/50–17
Rem depan: Satria FU
Sok depan: GT 750
Knalpot: U53 Kustom Bike
CDI : Shogun
sumber : http://motorplus.otomotifnet.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar