Yuandi Gunawan kelamaan melihat motor Peugeot Bhama 1978 warisan almarhum ayahnya. Akhirnya coba dikawinkan dengan Honda Astrea Grand. Peugeot Bhama terpakai sasisnya, sedang mesin dan potongan engine mounting dari Grand. Jadinya dikasih nama Peugeot Grand.
“Konsep ubahan yang saya pengin seperti Honda Monkey. Bentuknya pendek, bulat juga bantet. Tapi, agar sah dipakai jalan, surat-suratnya tetap hidup,” ujar Ghoondhiil, sapaan karib Yuandi yang menyebut tungangan ini awalnya Si Kumbang.
Konsep Honda Monkey hasil tukar pikiran dengan Unggin Son Supriyadi yang tiada lain temannya. Diharapkan bisa membuat tampilan motor lawas ini tampil beda. Apalagi rangka tengah sedikit custom biar tampak kokoh menggunakan pipa seamless diameter 1 inci.
Lalu potongan pelat engine mounting dari Grand disatukan dengan tulang Peugeot. Tepat di bagian bawah sasis. Tekniknya menggunakan las yang dikerjakan di bengkel RMS, Bekasi.
Selesai rangka, ubahan bergesar ke swim arm yang awalnya double sok jadi monosok. Biar enggak banyak papasan, Ghoondhiil yang dibantu Unggin lebih memilih lengan ayun Yamaha RX-King, karena lebih simpel.
“Lengan ayun RX-King ditambah pipa ke atas sebagai stabiliser, lalu diberi pegangan monosok belakang. Sedangkan kedudukan sok bagian depan dibikin di rangka utama. Makanya posisi sok Satria F-150 jadi terlihat datar,” lanjut bujang yang juga punya toko jual beli barang-barang bekas di Jl. KH Agus Salim RT 01/08, Teluk Angsam, Bekasi Timur. (motorplus-online.com)
“Konsep ubahan yang saya pengin seperti Honda Monkey. Bentuknya pendek, bulat juga bantet. Tapi, agar sah dipakai jalan, surat-suratnya tetap hidup,” ujar Ghoondhiil, sapaan karib Yuandi yang menyebut tungangan ini awalnya Si Kumbang.
Konsep Honda Monkey hasil tukar pikiran dengan Unggin Son Supriyadi yang tiada lain temannya. Diharapkan bisa membuat tampilan motor lawas ini tampil beda. Apalagi rangka tengah sedikit custom biar tampak kokoh menggunakan pipa seamless diameter 1 inci.
Lalu potongan pelat engine mounting dari Grand disatukan dengan tulang Peugeot. Tepat di bagian bawah sasis. Tekniknya menggunakan las yang dikerjakan di bengkel RMS, Bekasi.
Selesai rangka, ubahan bergesar ke swim arm yang awalnya double sok jadi monosok. Biar enggak banyak papasan, Ghoondhiil yang dibantu Unggin lebih memilih lengan ayun Yamaha RX-King, karena lebih simpel.
“Lengan ayun RX-King ditambah pipa ke atas sebagai stabiliser, lalu diberi pegangan monosok belakang. Sedangkan kedudukan sok bagian depan dibikin di rangka utama. Makanya posisi sok Satria F-150 jadi terlihat datar,” lanjut bujang yang juga punya toko jual beli barang-barang bekas di Jl. KH Agus Salim RT 01/08, Teluk Angsam, Bekasi Timur. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Headlamp : Variasi
Ban depam : Mizzle 90/80-14
Ban belakan : Mizzle 100/80-14
Pelek : TK 1,85x14 & 3,00x14
Knalpot : HMF Custom
Sok depan : Suzuki Satria F-150
Headlamp : Variasi
Ban depam : Mizzle 90/80-14
Ban belakan : Mizzle 100/80-14
Pelek : TK 1,85x14 & 3,00x14
Knalpot : HMF Custom
Sok depan : Suzuki Satria F-150
sumber : http://motorplus.otomotifnet.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar